#nkh
1) Para shalihat; sudahkah disampaikan pada Ayahanda atau Wali; bahwa tugas mereka soal calon suami bukan cuma bertanya & menjadi juri? #nkh
2) Bahwa tugas si Wali adalah turut giat mencari seorang lelaki bertaqwa, untuk dia alihkan tanggungjawab atas putri tercinta padanya. #nkh
3) Seperti seorang Ayah baik hati yang bertanya pada Al Hasan ibn ‘Ali; “Nasehati aku; pada siapakah aku harus menikahkan putriku?” #nkh
4) “Nikahkan putrimu pada pria bertaqwa”, jawabnya, “Jika cinta, dia akan memuliakannya. Jikapun tak cinta, dia takkan menzhaliminya.” #nkh
5) Juga seperti pemilik kebun anggur yang menikahkan putri kesayangannya pada sahaya lugu bernama Mubarak; berkah sifat jujur & amanah. #nkh
6) Dan inilah ‘Umar ibn Al Khaththab yang kalangkabut ketika menantunya nan gagah, Khunais ibn Hudzafah As Sahmi gugur di perang Badr. #nkh
7) Syahidnya Khunais membuat Hafshah binti ‘Umar, wanita mulia nan belia kecintaan Ayahnya itu telah menjanda pada usia 18 tahunnya. #nkh
8) Duka Hafshah amat dalam; inilah suami yang telah mengimami hatinya dalam iman penuh perjuangan & 2 hijrah; ke Habasyah lalu Madinah. #nkh
9) Maka ‘Umar yang tahu apa tugas seorang Ayah bergegas seusai masa ‘iddah; ditemuinya lelaki kurus & tampan berrambut inai kemerahan. #nkh
10) “Wahai Aba Bakr”, ujarnya pada Ash Shiddiq penuh semangat, “Hafshah telah menjanda; maka aku tawarkan padamu untuk menikahinya.” #nkh
11) Lelaki teguh, lembut, & berwibawa itu hanya diam & menunduk. Tak sepatah katapun keluar dari lisan mulia yang memang irit bicara. #nkh
12) ‘Umarpun berlalu dengan bingung & hati mengganjal. Didatanginya lelaki satu lagi, nan pemalu & ada bekas cacar di wajah gantengnya. #nkh
13) “Wahai ‘Utsman”, ujarnya, “Sungguh Hafshah telah menjanda & engkaupun juga seorang duda setelah wafatnya Ruqayyah putri Baginda.” #nkh
14) “Apakah engkau berkenan jika kunikahkan dia padamu?” Lelaki yang juga berhijrah 2 kali itu terhenyak & pipinya pun merah bersemu. #nkh
15) Tak terbiasa dengan pembicaraan yang begitu langsung; si kesayangan Quraisy itu tersipu-sipu. “Berilah aku waktu 3 hari”, tukasnya. #nkh
16) Maka 3 hari tuk mempertimbangkan berlalu pula. Hingga ‘Umar merasa pahit di hati, sebab ‘Utsman dengan halus menyatakan undur diri. #nkh
17) “Dalam waktu dekat-dekat ini”, katanya, “Aku merasa belum perlu untuk tergesa beristri lagi.” Dalam kecewa, ‘Umar coba memaklumi. #nkh
18) Maka sepenuh tawakkal dia curahkan rasa hati pada Sang Nabi, “Ya RasulaLlah betapa pilu; ‘Utsman menolak menikahi Hafshah putriku.” #nkh
19) Sang Nabi tersenyum menghibur dalam doa yang tulus & jujur, “Semoga Hafshah dikaruniai lelaki yang lebih baik daripada ‘Utsman.. #nkh
20) ..Dan semoga Allah karuniakan pada ‘Utsman perempuan yang lebih baik daripada Hafshah.” ‘Umar pun lega, meski masih bertanya-tanya. #nkh
21) Lalu semua terjawab indah ketika ‘Utsman dinikahkan dengan Umm Kultsum putri Nabi, adik Ruqayyah; hingga jadilah dia Dzun Nurain. #nkh
22) Dan Hafshah pun dinikahi oleh RasuluLlah sendiri; dia mendapatkan sebaik-baik lelaki, semulia-mulia pribadi, sebudi-budi suami. #nkh
23) Dalam kegembiraan & kesyukuran ‘Umar, Abu Bakr mendekat & berkata lirih, “Sepertinya ada dongkol di hatimu atas sikapku yang lalu?” #nkh
24) “Betul”, jawab Al Faruq. “Ketahuilah”, ujar Ash Shiddiq tenang, “Saat kau menawarkan Hafshah, maka aku amat ingin menerimanya.” #nkh
25) “Mengapa tak kau katakan?”, tukas ‘Umar. “Sebab aku mendengar RasuluLlah juga telah menyebut-nyebut nama Hafshah!”, sahut Abu Bakr. #nkh
26) “Itu juga mengapa tak kau sampaikan?”, cecar ‘Umar. “Sebab aku takkan membuka rahasia RasuliLlah pada siapapun”, jawab Ash Shiddiq. #nkh
27) “Ketahuilah, seandainya RasuluLlah tak berhendak menyunting Hafshah, pastilah aku yang termula-mula melamarnya padamu”, pungkasnya. #nkh
28) Betapa terbaca keluhuran pada kisah mereka. Ayah yang mulia. Sahabat setia lagi tepercaya. Cinta suci & pengorbanan bakti meraja. #nkh
29) Shalawat-salam tercurah atas RasuliLlah; terlimpah tuk keluarga jua sahabatnya; & moga terliput kita semua dengan mencintai mereka. #nkh
30) Esok pagi; buatkan kopi tuk Ayahanda & bisikkan agar lusa Jumatan mengamati; siapa tahu calon menantu di shaff terdepan menanti;D #nkh
31) Bagi yang ayahandanya telah tiada; maka Wali lain menggantikan perannya; kakek, paman, abang, & adik lelaki. Semoga Allah berkahi. #nkh
32) Hati ini selalu haru kala sesekali usai berkhuthbah & mengimami Jumat; muncul wajah teduh bertanya, “Apa Nak Ustadz sudah menikah?” #nkh
33) Dengan mata berkaca, jawabnya selalu “AlhamduliLlah sudah Pak, mohon doa agar keluarga kami barakah”; dan beliau-beliau tersenyum. #nkh
34) Saya senantiasa menjabat erat tangan mereka dalam doa; sungguh tanya mereka adalah ibadah agung seorang ayah memenuhi hak putrinya. #nkh
35) Dalam malu atas sangka baik mereka pada diri; terpanjat harap moga para ayah, kakek, paman, & saudara lelaki mengilmui hal ini. #nkh
36) Moga tutur ini jadi renungan; tak ada yang memalukan dalam mengupayakan ridha Allah di jalan halal. Selamat rehat Shalih(in+at:) #nkh
Kulwit @salimafillah